Doa ada dua macam; doa ibadah dan doa permintaan. Doa ibadah adalah sanjungan kepada Allah dengan nama-nama, sifat-sifat, dan nikmat-nikmat yang telah dicurahkan oleh-Nya. Adapun doa permintaan (doa mas’alah) adalah memohon berbagai macam kebutuhan kepada Allah.
Setiap hamba butuh kepada Allah dalam setiap saat. Dia tidak bisa lepas dari bantuan Allah walaupun hanya sekejap mata. Oleh sebab itu dia selalu membutuhkan doa yaitu meminta kepada Allah segala hal yang dibutuhkan olehnya berupa petunjuk, bimbingan, rezeki, keselamatan, dan ampunan. Maka dia harus meminta kepada Allah segala sesuatu yang dia butuhkan.
Setiap hamba butuh kepada Allah pada segala keadaan. Dia tidak bisa terlepas dari doa. Doa adalah sebuah ibadah yang sangat agung. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwasanya doa adalah intisari dari ibadah. Allah telah memerintahkan untuk berdoa dalam banyak ayat.
Allah berfirman (yang artinya), “Rabb kalian mengatakan; Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku niscaya mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir : 60)
Allah berfirman (yang artinya), “Maka berdoalah kepada Allah dengan memurnikan agama/amal untuk-Nya semata.” (Ghafir : 14)
Allah berfirman (yang artinya), “Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku senantiasa memenuhi doa/permintaan orang yang memanjatkan doa apabila dia memohon kepada-Ku.” (al-Baqarah : 186)
Dengan demikian doa adalah ibadah yang sangat agung. Setiap hamba butuh kepadanya dalam rangka mengangkat kebutuhan-kebutuhannya kepada Allah dalam setiap waktu dan kondisi. Berdoa merupakan salah satu ciri dan sifat yang melekat pada para nabi dan rasul, sebagaimana telah Allah sebutkan di dalam al-Qur’an mengenai nabi-nabi-Nya bahwasanya mereka berdoa dan menundukkan dirinya kepada Allah serta memohon berbagai kebutuhannya kepada Allah. Oleh sebab itu tidak ada seorang pun yang tidak butuh untuk berdoa.
Sumber : Syarh Bulughul Maram oleh Syaikh al-Fauzan, 6/310-311
—